ABSTRAK.
Pengendalian umumnya dilakukan dengan tiga cara yaitu fisik, biologik, dan kimia. Aplikasi
insektisida merupakan cara yang paling umum digunakan. Disamping keunggulan dalam
penurunan populasi vektor yang cepat, aplikasi satu jenis insektisida yang berulang dalam
jangka panjang dapat menimbulkan bebeberapa masalah, yakni munculnya populasi serangga
target yang resisten, resurjensi, ledakan hama sekunder, penumpukan residu insektisida di alam
yang menimbulkan masalah terhadap manusia, hewan dan lingkungan. Nyamuk Aedes aegypti
dewasa yang berasal dari laboratorium Entomologi Kesehatan Institut Pertanian Bogor diambil
secara acak. Telur Ae. aegypti yang berasal dari satu indukan ditetaskan secara terpisah.
Insektisida yang digunakan untuk pengujian larva nyamuk yaitu malation, propoksur, dan
sipermetrin. Uji kerentanan larva terhadap setiap jenis konsentrasi insektisida menggunakan
25 larva instar III. Hasil menunjukkan dengan metode seleksi indukan tunggal, kemudian
dipaparkan dengan insektisida malation, propoksur, dan sipermetrin, larva Ae. Aegypti
memperlihatkan tren rentan homozigot pada generasi keempat (F4). Pembentukan strain
homozigot rentan memerlukan waktu di atas lima generasi.
Kata kunci: Ae. aegypti, Insektisida, Seleksi Indukan Tunggal.
Full article: http://jurnal.umuslim.ac.id/index.php/VRS/article/view/490/364
Tidak ada komentar:
Write komentar